Kami percaya bahwa setiap tanah memiliki kisahnya sendiri — dan setiap lahan berhak mendapatkan solusi yang disesuaikan. Kami tidak hanya bertujuan untuk memproduksi dan menyebarkan megaton biochar ke dalam tanah; kami bertujuan untuk memahami lahan terlebih dahulu. Melalui penelitian, pengujian, dan kolaborasi dengan petani serta ahli lokal, kami mempelajari kebutuhan spesifik setiap jenis tanah sebelum merancang formulasi dan dosis biochar yang tepat. Tujuan kami adalah memastikan bahwa setiap gram biochar yang kami produksi benar-benar menyembuhkan, memperkaya, dan memulihkan tanah yang disentuhnya — mengubah sains menjadi dampak, dan inovasi menjadi regenerasi.
Pertanian
Untuk perbaikan tanah, kandungan karbon tinggi dalam biochar sangat penting untuk peningkatan bahan organik tanah jangka panjang, perbaikan struktur tanah, retensi air, serta penyediaan habitat berkelanjutan bagi mikroba tanah yang bermanfaat, sehingga meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah secara keseluruhan.
Biochar berbasis tongkol jagung kami, dengan total karbon 80,65% (dan karbon organik 47,86%), merupakan sumber karbon stabil yang signifikan. Dibuat dalam lingkungan yang direkayasa secara presisi dan berasal dari limbah tongkol jagung, produk unggulan ini digunakan untuk perbaikan tanah berkinerja tinggi di bidang pertanian.
Remediasi
Kami menawarkan solusi berbasis biochar untuk aplikasi lingkungan spesifik, termasuk pencegahan erosi dan remediasi tanah yang terkontaminasi di bekas lokasi penambangan minyak/gas dan bekas lokasi penambangan mineral.
Biochar bambu dikenal karena potensinya untuk mencapai kandungan karbon tinggi, seringkali berkisar dari 70% hingga lebih dari 90%, dipengaruhi oleh spesies bambu dan parameter pirolisis. Spesies Dendrocalamus yang dipirolisis pada suhu sedang hingga tinggi sering menunjukkan nilai pada batas atas kisaran ini.
Total kandungan karbon 82,88% (dan karbon organik 48,66%) dalam biochar bambu kami menunjukkan material yang sangat kaya karbon. Untuk aplikasi remediasi, kandungan karbon tinggi ini berkontribusi pada jumlah situs aktif yang lebih besar untuk adsorpsi dan struktur yang lebih tahan degradasi (recalcitrant), meningkatkan kapasitasnya untuk mengikat dan mengimobilisasi kontaminan di bekas lokasi penambangan atau bekas lokasi minyak dan gas, sehingga mengurangi bioavailabilitas dan dampak lingkungannya.










